Dari dedikasi akan melahirkan inovasi, lalu mendatangkan prestasi. Jalan terbuka untuk lebih berkembang, demikian besar peluangnya. Semangat membantu dan memudahkan, menjadi landasannya. Itulah pijakan kuat yang terlukis pada sosok Maman Sulaeman.
Pandemi Mendobrak Aktivitas Konvensional
Sebelum kedatangan pandemi, semua berjalan “tanpa perlu mengandalkan teknologi digital”, misalnya di sekolah para guru ketika rapat atau wawancara harus bertemu tatap muka, untuk absen kedatangan dan pulang harus menandatangani berita acara, atau ketika mengisi laporan kegiatan belajar mengajar harus dengan tinta basah.
Hanya saja, pandemi mendobrak aktivitas konvensional yang sudah diterapkan secara rutin. Semua jadi bersekat, berjarak, dan tak bisa berkumpul dengan banyak orang. Sosialisasi berubah sekejap dengan jalur berbeda di dalam dunia maya. Gawai dan internet menjadi kuncinya, agar komunikasi tidak terhambat.
Namun, tidak semua orang mempunyai kunci itu. Tak semua tempat terhubung dengan koneksi internet, dan tidak semuanya pula memiliki kesempatan untuk membeli perangkat sebagai media komunikasi. Padahal, mereka harus memenuhi kebutuhan hidup yaitu bekerja atau belajar.
Di sisi lain, pihak sekolah juga perlu dalam penguatan server agar pembelajaran via daring dapat berjalan lancar, khususnya ketika masa tes semester tiba. Hanya saja ini bisa menjadi kendala, karena tidak semua sekolah sanggup menyediakan kebutuhan server tersebut.
Dedikasi Sang Guru yang Inovatif
Ketika ujian, para siswa mengalami kendala sinyal dan kuota. Ada yang tiba-tiba putus saat mengerjakan ujian. Sinyal tidak stabil. Dari situ, tergerak membuat aplikasi ujian tanpa harus ada kuota dan tanpa server ~ Maman Sulaeman.
Hambatan akses internet, maupun keterbatasan server di sekolah tidak menyurutkan langkah untuk berinovasi. Maman Sulaeman, mengeluarkan segenap kemampuan yang dimiliki. Ia modifikasi aplikasi yang pernah dibuatnya pada tahun 2016, yaitu TMFCBT for AKM atau TCExam Mobile Friendly Computers Based Test.
Aplikasi TMFCBT for AKM bermanfaat dalam membantu Asesmen Kompetensi Minimum. Para siswa dapat mengakses aplikasi penilaian belajar tanpa sinyal dan server ini, untuk mengerjakan tugas dan ujian tanpa perlu repot dengan jaringan internet.
Cara kerja aplikasi karya Maman Sulaeman ini hanya mengandalkan kuota data internet siswa untuk mendownload soal ujian yang dikirimkan dari email, aplikasi chat, ataupun melalui bluetooth. Dengan begitu, para siswa dapat dengan mudah mengerjakan soal ujian tanpa bergantung dengan sinyal internet.
Keterampilan Gemilang yang Membawa Anugerah
SMK Gondang Wonopringgo, Pekalongan, Jawa Tengah, menjadi sekolah tempat Maman Sulaeman mendedikasikan segala skill yang dimilikinya, bukan hanya berhasil memudahkan para siswa di sana, melainkan pula sekolah-sekolah lainnya di wilayah Indonesia. Lebih dari 22 sekolah dari berbagai provinsi di Indonesia telah menggunakan aplikasi TMFCBT for AKM.
Kebermanfaatan aplikasi ala Maman Sulaeman ini berbalas respon positif dari sekolah dan para siswa yang memanfaatkannya, karena memudahkan akses pendidikan di masa pandemi, sekaligus juga sebagai solusi tantangan infrastrukstur server dan jaringan internet. Bukan itu saja, penyedia hosting pun menyediakan aplikasi CBT TCExam dalam layanan mereka.
Keberkahan makin bertambah atas kreativitas luar biasa dari Maman Sulaeman, yaitu menerima apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2021 dengan kategori Pejuang Tanpa Pamrih. Ini menjadi anugerah sekaligus sebagai pertanda bahwa transformasi di segala bidang itu nyata, termasuk juga di bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi digital untuk kemudahan akses pendidikan di tangan ahlinya, memberikan jalan terang bahwa masa depan dunia pendidikan cerah dan akan terus berkembang.
Sumber:
- Akun Instagram @mamansulaeman86
- Channel Youtube Satu Indonesia
- https://astramagz.astra.co.id
- https://www.viva.co.id
Posting Komentar