Apa yang terlintas oleh kita tatkala melihat kulit ceker ayam? Kotor, jijik, dan menganggap ceker ayam adalah limbah sehingga seringkali dibuang. Siapa sangka, bagian dari tubuh ayam yang terletak paling bawah ini, ada yang mengolahnya menjadi kerupuk atau keripik.
Ya, kreativitas ketika berada di tangan yang tepat, maka akan berdampak luar biasa. Sebab dari inovasi menggunakan kulit ceker ayam, bisa memberikan manfaat untuk lingkungan dan masyarakat. Inilah yang dilakukan oleh Nurman Farieka Ramdhany.
Frustasi yang Membawa Inspirasi
Nurman, kerap kali ia disapa. Pemuda kelahiran tahun 1995 ini memiliki passion dibidang fashion. Skill yang dimilikinya terbilang mumpuni. Meski begitu, bisnis yang dijalankannya pernah mengalami batu sandungan di Red Ocean Market yang sempat membuatnya frustasi.
Tak ingin berlama-lama dengan rasa gagal, Nurman bangkit dengan menggali ide. Seperti menemukan air di dalam wadah ketika haus sedang berjelaga, Nurman menemukan jurnal yang ditulis oleh ayahnya, Fatah Fathurochman pada tahun 2000. Jurnal tersebut sudah ada pada tahun 1995, berisi hasil penelitian ayah Nurman tentang kulit, ketika menempuh pendidikan di Akademi Teknologi Kulit Jogjakarta.
Jurnal ilmiah milik ayah tentang kulit. Salah satunya kulit ceker ayam ~ Nurman Farieka Ramdhany.
Inspirasi pun terbit. Nurman tidak menyianyiakan kesempatan untuk melakukan riset tentang kulit ceker ayam semenjak tahun 2015. Ia ingin meneruskan passion-nya di bidang fashion, dan memanfaatkan kulit ceker ayam sebagai bahan pembuat sepatu.
Mulai Merambah Tanpa Gegabah
Nurman menjalin kerjasama dengan tukang sayur di komplek rumahnya, Asep Solehudin sebagai pengepul ceker ayam. Setiap harinya, Nurman menerima 20-30 kilogram ceker segar dari Asep dengan membayar sekitar Rp 25.000 per kilogram.
Setidaknya, pembuatan sepasang sepatu dari kulit ceker ayam, memerlukan sekitar 30-80 kulit ceker ayam yang telah disamak. Nurman pun dibantu oleh rekan-rekannya, yaitu Aman bertugas menguliti kulit ceker, Dedi Haryono yang merangkai kulit ceker ayam sesuai dengan pola yang tersedia, Ahmad Jaenudin bertugas menautkan insole dan outsole sepatu. Sedangkan, bagian daging dan tulang kaki ayam dibagikan ke warga sekitar.
Walau harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk bagian kaki ayam itu, Nurman tidak ingin membuat sesuatu di bidang fashion yang tidak berkelanjutan, misalnya membuat tas atau sepatu dari kulit ular atau buaya. Komitmennya untuk sesuatu yang sustainable pun mulai terwujud melalui kulit ceker ayam menjadi Hirka.
Hirka, si sepatu berbahan baku kulit ceker ayam yang inovatif. Hirka berasal dari bahasa Turki yang berarti dicintai. Negara Turki menginspirasi Nurman, karena pada tahun 2015, pemuda di negara tersebut berdaya dengan semangat positif. Hal itulah yang mendasarinya membuat jenama, menggunakan kata “Hirka”.
Harapannya agar sepatu buatan tangan yang ramah lingkungan ini selalu dicintai oleh banyak orang ~ Nurman Farieka Ramdhany.
Asa tersebut bukanlah mimpi. Hirka mulai dikenal dan banyak yang menyukainya. Setiap bulan, sekitar 40 pasang sepatu formal tersedia. Harga jualnya berkisar Rp 700.000-Rp 6 juta per pasang, disesuaikan dengan persentase kulit ceker ayam, seperti 25%, 50%, bahkan nyaris 100%. Meski tampak sama, handmade-nya produk Hirka ini dibuat limited edition. Menarik, bukan?
Perlahan tapi pasti dalam menaiki anak tangga, pada tahun 2017 menjadi momen memperkenalkan Hirka di INACRAFT. Ya, Hirka mulai dikenali. Produksi yang sebelumnya bergantung kepada jumlah pesanan, meningkat menjadi 200 pasang sepatu. Tak sampai di situ, jelajah Hirka pun merambah ke berbagai pulau seperti Kalimantan, Sumatera, dan Jawa, bahkan ke negara Brazil, Singapura, Hingkong, Malaysia, dan Prancis.
Pandemi Menjegal? Kolaborasi Menjadi Kunci
Pemberdayaan di segala bidang tercermin dalam bahan dasar sepatu Hirka, yaitu kulit ceker ayam. Tanpa menggunakan kulit reptil, pengrajin dan pengepul ceker ayam makin meningkat perekonomiannya, limbah kaki ayam dapat dikurangi.
Kulit ceker ayam bisa menjadi alternatif bahan baku sepatu, dari kulit eksotis lainnya ~ Nurman Farieka Ramdhany.
Drama kehidupan pun datang dalam bentuk pandemi yang menjegal mimpi, dan segala sendi kehidupan dunia. Berbagai bidang terkena imbasnya, yaitu penurunan daya beli, terlebih pula adanya aturan pembatasan sosial berskala besar sehingga sosialisi menjadi terbatas.
Keyakinan pada setiap langkah, di mana ada kesulitan bersama itu pula ada kemudahan menjadi penyemangat hidup. Pemasaran Hirka yang mulanya (sebelum pandemi) dari mulut ke mulut, beralih dengan mengandalkan teknik jualan online ketika pandemi.
Kustomisasi laman penjualan Hirka ditata se-menarik mungkin, dan pemanfaatan media sosial, ini menjadi kolaborasi penting memanfatkaan platform digital. Begitupun, penguatan kerjasama dengan marketplace ternama, misalnya Blibli, Shopee, dan Tokopedia. Senyum pun terkembang, karena strategi tersebut makin melambungkan Hirka.
Kreativitas yang Sustainable Memberikan Hasil Tanpa Batas
Dari kreativitas memanfaatkan “apa yang dianggap limbah”, bisa memberikan karya yang sustainable. Nurman memberi bukti, bahwa bekerjasama dengan siapa saja, memberikan dampak positif untuk lingkungan sekitar. Atas dedikasinya, pemuda kelahiran Bandung ini memang pantas untuk menerima apresiasi SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards, tahun 2019 bidang Kewirausahaan. Apalagi Hirka makin berkembang menjadi produk cenderamata Astra, dan menjalin kolaborasi dengan SuperSoccer pada tahun 2023.
Nurman pun tidak segan membagikan wawasannya tentang kulit ceker ayam. Bahkan saat pandemi, dengan protokol kesehatan, ia tetap membuka workshop tentang pembuatan sepatu dengan bahan dasar kulit ceker ayam. Hal ini memudahkan siapa saja yang ingin mempelajari dan mengenal kulit ceker ayam sebagai alternatif bahan baku sepatu. Dengan begitu, ketergantungan akan kulit estetik dari reptil dapat diminialisir guna menjaganya dari kepunahan.
Berikan karya terbaik untuk negeri yang ramah lingkungan, dan
kolaborasi dengan berbaik pihak, agar semakin bertumbuh dan berkelanjutan ~ Fenni W
Sumber:
- https://jabar.tribunnews.com
- https://www.jawapos.com
- https://bandung.viva.co.id
- akun Instagram @hirka.official
- Youtube channel Satu Indonesia
8 komentar
Dan cita2 nya sungguh mulia sih. Agar ga banyak lagi kulit reptil yg akan dimangsa utk jadi alas kaki manusia. Deg!!