Penatnya rutinitas, perlu sesaat untuk bernapas. Lepaskan sececah hal yang menjadi tugas, agar jiwa lebih sehat dan waras. Oleh karenanya, seseorang perlu untuk berwisata lepas. Tak perlu jauh-jauh, karena di negeri ini memiliki banyak potensi wisata yang berkelas. Terlebih ada beragam produk wisata seperti danau, gunung, pantai, laut, sungai hingga potensi budaya seperti museum, situs peninggalan sejarah, benteng, dan adat istiadat setempat yang dapat menarik wisatawan.
Lewat sektor pariwisata di Indonesia, seorang pelancong tak hanya mendapatkan manfaat bisa melihat produk wisata yang indah secara langsung saja tetapi ia pun bisa mempelajari kebudayaan lokal, mencicipi kuliner, belajar akan benda-benda bersejarah yang bisa membuatnya tambah pengetahuan dan relaksasi mental dari rutinitas. Sedangkan manfaat untuk pelaku industri wisata yaitu perekonomian bisa bertumbuh untuk negara dan pemasukan untuk daerah/warga setempat, begitu juga dengan terbukanya lapangan pekerjaan.
Dari Virtual Tour, Tumbuhkan Atourin Visitor Management System
Bila sedikit menoleh ke belakang mengingat momen pandemi Covid-19, semua bidang terdampak luar biasa, termasuk sektor pariwisata yang nyaris lumpuh total. Peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan protokol kesehatan yang ketat, membatasi ruang gerak pelancong dari berbagai negara maupun lokal untuk berwisata ke Indonesia. Tak pelak, berimbas juga pada pendapatan desa wisata dan masyarakat yang menggantung hidupnya pada bisnis pariwisata.
Virtual tour yang pernah dilihat oleh Reza Permadi tatkala dirinya traveling ke luar negeri, coba diterapkannya di sini (Indonesia). Pria dengan background pendidikan sustainable tourism dari Universitas Padjadjaran ini, menggandeng para tour guide agar bisa memiliki pendapatan sekaligus membuat pelancong bisa tetap berwisata lewat jalan-jalan virtual, meski masih di masa pandemi.
Kerap disapa dengan nama Reper, pria yang gemar traveling ini, bersama kedua temannya membangun Atourin sebagai layanan one-stop solution pada tahun 2019, yang bermanfaat untuk pelaku bisnis wisata dan para wisatawan.
Melalui virtual tour, para tour guide dapat membuat acara festival tour, sekaligus memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tour guide di desa wisata diajarkan cara mengambil gambar dan bagaimana menginterpretasikan di depan kamera. Tak dinyana, melalui inovasi ini mengantarkan Reper meraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 di bidang teknologi untuk tingkat provinsi.
Pandemi memang telah berlalu yang ditandai dengan diterbitkannya Keppres (Keputusan Presiden) Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia. Namun keberlanjutan untuk bidang pariwisata agar terus menggeliat, tidak akan berhenti. Hal ini ditunjukkan dari kegigihan Reper dengan mendukung potensi wisata melalui AVMS atau Atourin Visitor Management System.
Gebrakan AVMS Dukung Potensi Desa Wisata
Atourin Visitor Management System adalah sistem booking tiket online dalam mendukung destinasi wisata, go digital! AVMS datang dari keresahan Reper melihat rekan-rekan desa wisata memiliki permasalahan yang sama, yaitu bagaimana cara memasarkan produk desa wisata. Selain itu tata kelola manajemen belum rapi karena tidak memiliki pencatatan tentang wisatawan, seperti nama, email, gender, tanggal kunjungan. Serta pencatatan keuangan di desa wisata yang tidak tercatat dengan baik.
“Ini seperti marketplace-nya desa wisata, karena pengelola desa wisata bisa membuat akun. Lalu dia bisa mengunggah foto, deskripsi, paket wisata hingga harga. Nah Atourin membantu dari segi pemasarannya.” Terang Reza Permadi melalui podcast Antara TV Indonesia.
Kemudahan platform yang bisa diunduh di Play Store maupun Apple Store, dari sisi pengguna yang akan melakukan perjalanan wisata adalah, mereka dapat memanfaatkan AVMS ini untuk reservasi tiket, dan mengetahui pariwisata mana yang masih eksis.
Sedangkan dari sisi desa wisata, mereka bisa mengunggah foto, deskripsi, paket wisata hingga harga. Bahkan kehadiran AVMS bisa membantu sustainable tourism karena membuat pariwisata lebih berkualitas dengan membatasi jumlah (kuantitas) pengunjung, memudahkan pemantauan laporan jumlah pengunjung yang datang secara real, dan lebih paperless.
“Misalnya wisatawan datang ke tempat wisata air terjun. Biasanya sobek karcis kan, jadi sampah kertas. Nah ini bisa diminimalisir dengan sistem ticketing dan pembayarannya secara cashless.” Terang Reza Permadi.
Gebrakan AVMS Gaet Desa Wisata
Dengan gebrakan AVMS ini, dapat mendukung potensi desa wisata lebih meningkat. Apalagi melihat data dari Jadesta (Jejaring Desa Wisata) bulan Oktober 2024, setidaknya 6.026 desa wisata di berbagai provinsi di Indonesia. Rinciannya adalah 4.687 desa wisata rintisan, 992 desa wisata berkembang, 314 desa wisata maju dan 33 desa wisata mandiri.
Banyaknya jumlah desa wisata di Indonesia, dapat menjadi daya tarik yang memikat untuk mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, dengan menjalani kemitraan bersama Atourin, serta dukungan dari desa wisata itu sendiri untuk menata dan menjaga fasilitas produk wisata lebih menarik, dapat membuka peluang sektor pariwisata Indonesia lebih meningkat.
Ya, sistem AVMS ini dapat menjadi mitra desa wisata, dengan mendaftarkannya lebih dulu dan melalui sistem kurasi atau bertemu secara langsung offline/online dengan pihak Atourin. Syarat desa wisata untuk bermitra adalah memiliki legalitas, minimal memiliki Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) atau Bumdes (Badan Usaha Milik Desa). Serta ada produk wisatanya seperti paket wisata, homestay, atraksi wisata dan aktivitas wisata lainnya.
Meski tantangan membayangi setiap langkah, seperti minat dan pemahaman teknologi yang kurang di kalangan pengelola destinasi wisata, dan rawan pungli karena transparansi penjualan tiket berkat AVMS, Reper tidak menyerah. Ia terus menunjukkan dedikasinya di bidang teknologi untuk sektor pariwisata agar bisa berkembang.
“Ada yang mengkhawatirkan teknologi dari sistem AVMS ini karena menganggap dapat menggantikan manusia. Padahal dengan pemanfaatan teknologi ini bisa membuat pariwisata lebih transparan bebas oknum.” Jelas Reper.
Konsisten dan Keberlanjutan yang Membawa Berkah
Reza Permadi menunjukkan konsistensinya berkarya dan berkelanjutan di bidang teknologi untuk sektor pariwisata. Pada tahun 2021 ia pernah meraih apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) tingkat provinsi membawa Virtual Tour. Lalu, masih di bidang teknologi, karyanya yang sustainable bersama Atourin melalui AVMS, dengan meraih apresiasi SATU Indonesia Awards tingkat nasional pada tahun 2023.
“Berkah dari SATU Indonesia Awards adalah Astra sangat membantu tumbuh kembang kami, sehingga bisa bermitra dengan Kampung Berseri Astra (KBA) dan DSA (Desa Sejahtera Astra).” Ungkap Reper.
Reza Permadi saat menerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 tingkat Nasional dari Astra
(dok. akun Instagram @repermadi)
Bukan hanya apresiasi yang diraih Reper naik kelas, tetapi juga pegiat industri wisata, khususnya desa wisata. Apalagi saat Reper mendaftar SATU Indonesia Awards, yaitu ajang bergengsi dari PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2023, jumlah desa wisata yang bermitra adalah 100. Kini sudah sekitar 204 desa wisata yang berkolaborasi menggunakan AVMS ini.
“Saya ingin desa wisata go digital dan berkelanjutan. Ada akses wifi, bisa mendapat informasi pariwisata yang relevan dan up todate, karena saya pernah ingin naik gunung, tetapi karena tidak adanya informasi terbaru sampai lokasi ternyata akses ke gunungnya ditutup.” Cerita Reper.
Kebersamaan dengan jalin kolaborasi dapat meningkatkan semangat untuk saling bertumbuh. Begitu juga dengan konsisten berkarya seperti yang dilakukan Reza Permadi bahwa melalui dedikasinya yang berkelanjutan, desa wisata di Indonesia bisa maju dan berkembang dengan memanfaatkan teknologi. Semangat bersama majukan pariwisata Indonesia.
Sumber:
- Wawancara langsung dengan Reza Permadi tahun 2023
- Channel Youtube Satu Indonesia
- podcast Antara TV Indonesia
- https://www.instagram.com/repermadi/
- https://data.goodstats.id/statistic/inilah-10-provinsi-dengan-jumlah-desa-wisata-terbayak-oktober-2024
13 komentar
Terus pengembangannya bagus sekali. Termasuk soal karcis yang harus dicetak dulu tapi nantinya disobek. Jadi sekarang sistem bayar digital jadi hemat dan menjaga lingkungan juga.
Saat ini banyak yang mengembangkan desa wisata, tidak menyangka jumlahnya sampai 200 lebih, mungkin akna terus bertambah jika semakin banyak pengunjung dan desa wisata dikelola dengan baik